Portalcerdas, Bondowoso - Dalam nuansa Sabtu sore yang penuh khidmat, 31 Mei 2025, ruang pertemuan lantai 1 Gedung PCNU Bondowoso menjadi saksi hadirnya satu langkah besar dalam perjalanan pendidikan Islam berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyah di Bondowoso. Evaluasi program Lembaga Pendidikan Ma’arif NU digelar dengan penuh kekhidmatan dan semangat kolaboratif, dan dihadiri tokoh-tokoh terkemuka, termasuk KH. Abdurrahman Ilyas yang membuka acara dengan sambutan penuh makna. Dalam balutan kebersamaan, semangat perubahan dan dedikasi pendidikan menggema dari dinding ke dinding.
Dr. H. Saihan, M.Pd.I dan Dr. H. Mustajab, M.Pd.I turut menyampaikan pandangan kritis dan motivatif, menyoroti peran vital pendidikan dalam membentuk karakter dan masa depan umat. Kehadiran dua tokoh akademisi ini memberikan dimensi ilmiah yang memperkuat arah gerak Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Dialog yang hangat namun sarat gagasan ini menjadi ruang temu antara strategi dan kenyataan di lapangan.
Sofyan Sauri, M.Pd selaku Ketua LP Ma’arif NU Bondowoso, dengan lugas dan penuh optimisme memaparkan capaian program (outcomes) yang telah dijalankan. Dari sosialisasi yang menjangkau lembaga-lembaga pendidikan hingga penguatan kompetensi guru di seluruh kabupaten, LP Ma’arif NU hadir bukan hanya sebagai lembaga, tetapi sebagai denyut nadi perubahan. Didampingi Efril Kasiono, sang Bendahara, keduanya menunjukkan sinergi kepemimpinan yang solid dan visioner.
Salah satu gaung yang paling dinanti adalah agenda kemah santri yang akan datang. Kegiatan ini bukan sekadar perkemahan, tetapi manifestasi dari visi pendidikan karakter, kemandirian, dan kebangsaan. Apresiasi dan doa pun mengalir dari berbagai pihak, menjadi bukti bahwa LP Ma’arif NU tidak berjalan sendiri. Masyarakat telah melihat, merasakan, dan berharap besar akan keberlanjutan dampak positif dari setiap langkah lembaga ini.
Di tengah tantangan zaman dan gelombang perubahan, LP Ma’arif NU Bondowoso hadir sebagai mercusuar pendidikan yang tak hanya memberi terang, tapi juga menghangatkan. Evaluasi bukan sekadar laporan, tapi cermin perjuangan. Dan dari ruang itu, telah lahir harapan baru: bahwa pendidikan Islam, melalui tangan-tangan tulus dan pikiran yang jernih, akan terus tumbuh menjulang, menebar manfaat seluas-luasnya. (***)
0 Komentar